Cairan Hidrolik

A. Properti dan Viscositas Cairan Hidrolik
        Properti cairan hidrolik adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh cairan hidrolik, sehingga karena sifat-sifat tersebut cairan hidrolik dapat melaksanakan tugas atau fungsinya. Secara umum fungsi atau tugas cairan hidrolik adalah :
    •   Penerus tekanan atau penerus daya.
    •   Pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
    •   Pendingin
    •   Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
    •   Pencegah korosi
    •   Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen.
    •   Pengirim isyarat (signal)
1. Viskositas (Kekentalan)
        Viskositas ialah besarnya tahanan di dalam cairan untuk mengalir. Apabila cairan itu mudah mengalir, maka dikatakan bahwa viskositasnya rendah dan kondisinya encer. Jadi semakin kental kondisi cairan dikatakan viskositasnya semakin tinggi.
2. Satuan viskositas
        Untuk mengukur besar viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem standar internasioanal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik (kinematic viscosity) dengan satuan ukuran mm2/s. atau cm2/s.
    1 cm2/s = 100 mm2/s.
    1 cm2/s juga diberi nama Stokes (St), dari nama Sir Gabriel Stokes (1819-1903).
     mm2/s disebut centi-Stoke ( cSt). Jadi 1 St = 100 cSt
        Disamping satuan tersebut di atas terdapat satuan yang lain yang juga digunakan dalam sistem hidrolik yaitu :
    •   Redwood 1; satuan viskositas diukur dalam sekon dengan simbol ( R1 ).
    •   Saybolt Universal; satuan viskositas juga diukur dalam sekon (SU).
    •   Engler; satuan viskositas diukur dengan derajat engler ( 0 E )
Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat digunakan faktor berikut:
    •    R1 = 4,10 VK
    •                                         VK = Viskositas Kenematik
         SU = 4,635 VK
    •    E = 0,132 VK.
        Dalam standar ISO viskositas cairan hidrolik diklasifikasikan menjadi beberapa viscosity Grade dan nomor gradenya diambil kira-kira pertengahan antara viskositas minimum ke viskositas maximum. Tabel berikut ini menunjukkan daftar viskosity grade tersebut:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
         Jadi pada klasifikasi tabel cairan hidrolik berdasarkan viskositasnya yang digunakan untuk pemberian nomor VG adalah angka pembulatan dari pertengahan diantara viskositas min. dan viskositas max. Misal : ISO VG 22 , angka 22 diambil dari rata-rata antara 19,80 dan 24.20. Karena oli untuk pelumas gear box juga sering digunakan untuk instalasi hidrolik maka grade menurut SAE juga dibahas di sini. Berikut ini adalah grading berdasarkan SAE.dan konversinya dengan ISO-VG. Dijelaskan juga di sini aplikasi penggunaan oli hidrolik sesuai dengan nomor gradenya.

3 . Viscosity margins.
        Viscosity margins adalah batas-batas atas dan bawah yang perlu diketahui. Karena untuk viskositas yang terlalu rendah akan mengakibatkan daya pelumas kecil, daya perapat kecil sehingga mudah bocor. Sedangkan apabila viscositas terlalu tinggi juga akan meningkatkan gesekan dalam cairan sehingga memerlukan tekanan yang lebih tinggi . Berikut ini diberikan gambaran tentang batas viskositas yang ideal:

4. Kesetaraan antara ke-empat sistem satuan
5. Viscometer
      Viscometer adalah alat untuk mengukur besar viskositas suatu cairan. Ada beberapa
macam viscometer antara lain :
a. Ball Viscometer atau Falling sphere viscometer.
   Besar viskositas kenematik adalah kecepatan bola jatuh setinggi h dibagi dengan berat
   jenis cairan yang sedang diukur.
b. capilary viscometer.
    Cairan hidrolik yang akan diukur dituangkan melalui lubang A hingga ke kontainer E yang suhunya diatur. Melalui kapiler C zat cair dihisap hingga naik pada labu D sampai garis L1, kemudian semua lubang ditutup. Untuk mengukurnya , buka bersama-sama lubang A,B dan C dan hitung waktu yang digunakan oleh cairan untuk turun sampai ke L2 . Waktu tersebut menunjukkan viskositas cairan. Makin kental cairan hidrolik akan makin lama untuk turun dan berarti viskositas makin besar.
6. Indeks Viskositas (Viscosity Index)
        Indeks viskositas atau viscosity index ( VI ) ialah angka yang menunjukkan rentang perubahan viskositas dari suatu cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan suhu. Dengan demikian viscosity index ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan karakteristik kekentalan cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan temperatur. Mengenai indeks viskositas ini ditetapkan dalam DIN ISO 2909.
        Cairan hidrolik dikatakan memiliki indeks viscositas tinggi apabila terjadinya perubahan viskositas kecil (stabil) dalam rentang perubahan suhu yang relatif besar. Atau dapat dikatakan bahwa cairan hidrolik ini dapat digunakan dalam rentang perubahan suhu yang cukup besar. Cairan hidrolik terutama oli hidrolik diharapkan memiliki viscosity index (VI) = 100. Bahkan kebanyakan oli hidrolik diberi tambahan bahan (additives) yang disebut “ VI improvers “
untuk meningkatkan VI menjadi lebih tinggi dari 100. Oli hidrolik dengan indeks viskositas tinggi juga disebut multigrade oils.
        Untuk memperhatikan perubahan viskositas maka harus diperhatikan beberapa diagram temperatur yang ada

  7. Viscosity-pressure characteristics.
     Hal ini juga penting diketahui karena dengan meningkatnya tekanan, meningkat pula viscosity index.
B. Karakteristik Cairan hidrolik yang dikehendaki.
         Cairan hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi persyaratan dalam menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang diperlukan antara lain adalah :
1. Kekentalan (Viskositas ) yang cukup.
    Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan.
2. Indeks Viskositas yang baik.
    Dengan indek viscositas yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
3. Tahan api ( tidak mudah terbakar )
    Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung timbul api atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
4. Tidak berbusa ( Foaming )
    Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan terjilat api
    akan lebih besar.
5. Tahan dingin
    Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang kehendaki oleh cairan hidrolik berkisar antara 100 – 150 C di bawah suhu permulaan mesin dioperasikan ( start-up ). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku.
6. Tahan korosi dan tahan aus.
    Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi korosi maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
7. De mulsibility ( Water separable )
    De-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk memisahkan air dari cairan hidrolik. Air harus dipisahkan dari cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam.
8. Minimal compressibility
    Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5% volume untuk setiap penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar relatif tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa kemungkinannya sangat kecil.
C. Macam-macam Cairan Hidrolik
         Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya. Tetapi dalam sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti telah dibahas sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja sistem. Secara garis besar cairan hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu : Oli hidrolik (Hydraulic oils) dan Cairan Hidrolik tahan Api
1. Oli hidrolik (Hydraulic oils)
         Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas pada mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri. Menurut standar DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta komposisinya oli hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas :Hydraulic oil HL, Hydraulic oil HLP, dan Hydraulic oil HV
 Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai berikut :
      Misalnya oli hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
      H = Oli hidrolik
      L = kode untuk bahan tambahan oli (additive) guna meningkatkan pencegahan korosi dan
           / atau peningkatan umur oli
      P = kode untuk additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
    68 = tingkatan viskositas oli ( lihat tabel pada HO 4 )
 . Cairan Hidrolik tahan Api (Low flammabilty)
         Cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak mudah atau tidak dapat terbakar. Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat-tempat atau mesin-mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti :die casting machines, forging presses, hard coal mining, control units untuk power station turbines, dan steel works dan rolling mills.
         Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air atau dari
oli sintetis.
D. Pemeliharaan Cairan Hidrolik.
         Cairan hidrolik termasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak baik terhadap cairan hidrolik akan semakin menambah mahalnya harga sistem hidrolik. Sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentang perlakuan/pemeliharaan cairan hidrolik maka kerusakan cairan maupun kerusakan komponen sistem akan terhindar dan cairan hidrolik maupun sistem akan lebih awet.
1. Panduan pemeliharaan cairan hidrolik
•   Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan terlindung (dari hujan,
    panas dan angin).
•   Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk menambah atau
    mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga peralatan yang bersih untuk
    memasukkannya.
•   Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan.
•   Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi cairan
    hidrolik.
•   Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang digunakan untuk
    pengisian cairan hidrolik.
•   Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
    kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok cairan hidrolik )
•   Cegah terjadinya kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
•   Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin (cooling)
    atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang un-loading pump
    atau excessive resistance.
•   Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenance man
    yang terlatih.
•   Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang berbeda), pastikan
    bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru. Demikian pula seluruh
    sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.
Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan tersebut di atas
disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun lingkungan penyimpanan cairan
hidrolik.